Thursday, April 9, 2009

PEMILU

Agak lama juga Saya tidak mem-posting tulisan dari terakhir tanggal 4 November 2009. Sebenarnya karena Saya tidak mau latah ikut-ikutan mengomentari pemilu seperti orang-orang kebanyakan, tapi dengan banyaknya saling-silang pemilu kali ini, Saya jadi gatal untuk ingin sedikit berkomentar. Bolehkan penonton?.

Pemilu kali ini sepertinya diadakan sebagai ajang cari pekerjaan bagi segelintir orang yang 'mengaku' peduli dengan keadaan Indonesia, mereka berlomba-lomba mencalonkan diri sebagai wakil kita baik di DPR, DPD dan DPRD dengan iming-iming 'yang lebih baik'. Betapa tidak? partai yang tadinya telah menentukan orang-orang terbaik
(atau terbesar membayar uang penempatan) berdasarkan urutan nama calon pada akhirnya harus kalah atas nama persamaan hak menjadi 'siapa saja' bisa menang karena yang dicontreng adalah nama calon. Hukum pemasaran berkata bahwa siapa saja yang mempunyai awareness lebih besar, akan berpeluang kuat diingat oleh pelanggan, oleh karenanya akan menimbulkan impulse buying yang kuat juga.

Lupakan kualitas, intelektualitas, integritas dan tas-tas yang lain, cukup memajang nama sepanjang masa kampanye dan lakukan kampanye secara
heavy maka peluang untuk terpilih semakin besar. Dalam kata lain, uang menentukan semuanya.

Mari menghitung:

Gaji per bulan termasuk tunjangan 46 juta, berarti 552 juta setahun, dikali 5 tahun berarti 2,7 milyar. Pengeluaran diluar tanggungan katakanlah setengahnya, sehingga yang bisa ditabung dalam lima tahun 1,3 milyar.

Modal kampanye berupa uang penempatan (jika ada), bantuan natura, bantuan program, barang cetakan, biaya galang massa, lobby-lobby politik dan yang lainnya yang tidak kita ketahui katakanlah sebesar 1 milyar.

Maka masih ada 'cuan' sebesar 300 juta atau 60 juta pertahun atau 5 juta sebulan.

Jika demikian adanya, masih dalam batasan wajar apabila mereka mencalonkan diri. Memang mereka adalah pribadi-pribadi yang mengedepankan persoalan bangsa ini secara tulus dan ikhlas.

Tapi kemudian apa jadinya jika modal yang dikeluarkan lebih dari 1,3 milyar?. Karena hal ini sudah sangat banyak dibahas, maka sayang mata kita bukan jika kita kembali membahasnya?

Atau mungkin karena faktor kerja hanya 5 tahun, pensiunnya seumur hidup?. Jika anak-anak muda seperti (ehm) saya ini sudah menjadi anggota DPR, kerja lima tahun dapat pensiun? berarti diumur Saya ke-40 nanti Saya sudah paling tidak punya uang setiap bulannya sepanjang hayat dikandung badan? ini menarik.

Jadi anggaran pengeluaran pensiun anggota DPR selama ini sudah berapa? Sungguh memilukan bukan? lalu siapa sebenarnya yang membuat kita pilu?.

PEKERJA
kata dasar:KERJA
arti: seseorang atau institusi yang melakukan aktifitas KERJA

PEMILU
Kata dasar: PILU
arti: seseorang atau institusi yang melakukan aktifitas PILU

Jadi? PEMILU yang membuat kita PILU?

Tidak heran jika ada sebuah partai besar yang terbentuk atas dasar penolakan terhadap PEMILU, namanya partai Pek Tay ... xixixixixi.