Monday, June 23, 2008

SALKOMSEL

"Blog lu kurang! ... kurang banyak postingan!" kata seorang teman lama di SMA.

Lucunya lagi, teman saya ini sumpah demi ALLAH tidak pernah melontarkan sedikitpun kata pada saat kami sama-sama di SMA, not even hi and bye. Tetapi sekarang dengan dibantu milis eksklusif kami, banyak dari kami yang sudah tercerai-berai entah kemana bersatu kembali dengan lagu kebangsaan nostalgia SMA.

Ada yang dahulu jadi 'patokan' angkatan sekarang sudah jadi polisi sukses, ada yang sudah menetapkan diri menjadi enterpreneur sejati, ada yang sudah berjasa menggulirkan reformasi 1998, ada yang menjadi direktur (bukan di reken batur lho), ada yang jadi wartawan dan ada yang biasa-biasa saja seperti Saya.

Kami yang tadinya tidak saling bertegur sapa, namun seiring laju usia, kami menjadi saling ramah tanpa ada rasa terpaksa sama sekali. What a wonderful society we have made.

Seiring berkembangnya jaman, dalam waktu yang tidak lama milis kami bertumbuh dan mempertemukan banyak lagi teman-teman lewat social networking seperti friendster, fupei, facebook, frenszone dan lain-lain. Terlihat dari pesan-pesan yang saling terkirim, sebenarnya kami pada saat itu sudah saling memperhatikan.

Si Anu yang sekelas di les bahasa inggris, si Inu yang tidak punya rok selain rok sekolah saking tomboy-nya si Inu itu, si Uni yang punya teman tapi mesra, si Ena yang pernah dihukum salah satu guru galak di SMA dan banyak lagi hal-hal yang ternyata membekas dalam hati setiap kami. Ternyata kami saling memperhatikan satu sama lain.

Ditengah kecamuk pikiran karena teman saya tadi bilang blog ini kurang postingan, ternyata saya sadar bahwa ada satu keindahan yang sebenarnya sudah kami temukan jauh pada saat kami belajar di SMA yaitu saling memperhatikan satu sama lain.

Dan pada saat milis kami terbentuk, barulah perhatian-perhatian tersebut terkatakan pada satu sama lain. Tentunya dikarenakan kami berasal dari satu SMA, sehingga bahasa nostalgia kami sama, pola komunikasi kami sama mengacu pada sekolah kami dahulu.

Tiba-tiba Saya berpikir, bukankah Indonesia bisa diumpamakan sebuah sekolah?, bukankah rakyat Indonesia bisa diumpamakan murid-murid sekolah?, bukankah kita dapat saling memperhatikan karena berasal dari satu sekolah?, mengapa kita harus menunggu 'lulus' dahulu baru saling memperhatikan?, kenapa tidak dari sekarang?, dan banyak lagi yang Saya pikirkan tentang kenapa bangsa ini tidak saling memperhatikan.

Terus terang saat ini saya hanya dapat bersyukur saya bisa menambah postingan blog Saya ini, namun apabila Anda bisa melakukan lebih, kenapa tidak?

SALam KOMpak SELalu!

No comments: