Friday, June 13, 2008

SANG IMAM

Jum'at minggu yang lalu, Saya shalat di masjid dekat kantor. Penuh sesak dengan para jama'ah yang lain, Saya pun akhirnya mendapat tempat duduk untuk segera mendengarkan khotbah. Ternyata hari itu ceramah dibawakan dengan sangat mendayu-dayu dan dengan ragam tata bahasa yang puitis. Beberapa jama'ah mulai terlihat terkantuk-kantuk mendengarkan khotbah tersebut termasuk Saya sendiri. Beruntunglah apabila disaat shalat Jum'at, orang yang tertidur tidak perlu mengambil air wudhu lagi.

Sampai waktunya shalat didirikan, kembali sang imam membacakan surat dan bacaan shalat dengan mendayu-dayu membuat para jama'ah meng-amin-kan surat Al Fatihah dengan sangat panjang dan suara yang sayup-sayup sampai cenderung tak bertenaga.

Hari ini, Saya shalat Jum'at masih di masjid dekat kantor, tetap penuh sesak, tetap mendapat tempat duduk walaupun sesak namun ada yang lain dihari itu. Hari ini sang Khatib berkhutbah dengan penuh semangat, dengan menyala-nyala, sangat berapi-api. Terlihat sangat jelas perubahan suasana dari minggu lalu, hampir semua jama'ah mendengarkan dengan seksama dan dengan mata terbelalak lebar, sebagian bahkan mengangguk-angguk seperti mengerti (atau memang akhirnya mereka mengerti). Mereka terlihat lebih bersemangat.

Kemudian sampai waktunya shalat didirikan, sang Imam yang tadi juga merangkap sebagai khatib membacakan surat dan bacaan shalat dengan pola yang sama ketika Ia membawakan khutbah. Sangat bersemangat.

Tiba waktu meng-amin-kan surat Al Fatihah yang dibaca sang Imam, para jama'ah seraya berteriak lantang menyuarakan kata "amin". Sama semangatnya dengan sang Imam, sama berapi-apinya dengan sang Imam.

Kembali ke kantor, Saya berpikir dalam hati. Kalau saja pemimpin negara ini sama dengan sang Imam tadi, bersemangat dan berapi-api, tentu "Jama'ah" nya akan serta merta mengikuti pemimpinnya. Mereka akan kembali bersemangat menghadapi segala persoalan baik persoalan diri maupun persoalan negara ini.

Tapi siapalah Saya di negara ini. Tidak lebih dari rakyat yang dipimpin oleh pemimpin yang mendayu-dayu ditengah rakyat yang hampir tertidur entah karena lelah atau memang malas mendengar.

Dan pada akhirnya walaupun berpoligami (sungguh ini tidak ada hubungannya) Aa' Gym memang benar. Mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang. Saya mau mulai dari sekarang. Eng ing eng ...

No comments: