Tentunya Anda pernah
mendengar bahkan bersentuhan dengan Multi Level Marketing atau biasa
disingkat MLM bukan?. Saya sendiri pernah menjadi anggota 3 MLM walaupun
saat ini sudah tidak aktif lagi. Hebatnya lagi ternyata bisnis MLM ini
apabila dijalankan sesuai dengan makna awalnya tanpa direkayasa menjadi
money game adalah sebuah jalan keluar yang dahsyat bagi perekonomian
kita (meminjam kata Pak Suryadharma Ali lho ini).
Betapa
tidak?, sekecil apapun yang orang lain lakukan selama dia
direferensikan oleh kita, maka kita akan mendapat keuntungan juga,
sedikit atau banyaknya keuntungan tersebut tentulah berpulang kepada
sang penerima, apabila syukur menjadi tiang hidup, maka Ia akan berucap
Alhamdulillah selama mungkin, apabila kufur Ia akan lebih giat lagi
mencari downline. Hebat bukan? Orang yang tidak bersyukur saja malah
ditambah tenaga dan semangatnya, apalagi orang yang bersyukur?.
Tapi
kita tidak sedang membicarakan syukur-kufur disini, terlalu bahaya
apabila diulas oleh Saya yang hanya tahu setitik. Saya ingin
membicarakan bagaimana konsep MLM yang sedemikian dahsyat itu tidak
termanfaatkan disemua lini kehidupan kita (atau belum barangkali).
Ingatkah
Anda pada saat seseorang baik itu teman, orang tua bahkan musuh Anda
menawarkan produk MLM-nya pertama kali kepada Anda?. Apa yang Anda
rasakan? Saya berani bertaruh 90 persen ketika itu adalah penolakan dari
diri Anda bukan? Baik secara halus maupun kasar. Lalu kenapa Anda
menolaknya? tentunya karena Anda tidak percaya dengan kemampuan konsep
dasar MLM itu sendiri, paling tidak itu yang Saya alami pertama kali.
“TIDAK
PERCAYA” (kurang apalagi, sudah Saya beri tanda kutip, hurufnya di-bold
dan diberi garis bawah), tidak percaya merupakan kata kunci dari semua
penolakan Anda terhadap apapun. Anda tidak percaya bahwa si orang
tersebut murni menawarkan solusi mudah murah kepada Anda, Anda tidak
percaya bahwa niat si orang tersebut murni karena ingin membantu Anda,
Anda tidak percaya konsep MLM akan mensejahterakan Anda.
Saya
mahfum jika sekarang banyak money game berkedok MLM, Saya mahfum karena
kesibukan Anda waktu yang tersisa hanya Anda bisa gunakan untuk sekedar
menarik nafas setelah didera pekerjaan berat seharian, sungguh Saya
mahfum.
“TAPI” yang
ingin Saya tawarkan kali ini sungguh berbeda dengan MLM yang lain.
Sebenarnya Anda sudah diperkenalkan dengan konsep MLM ini jauh sejak
Anda kecil dahulu, jauh sebelum Anda sendiri sadar bahwa Anda adalah
seorang downline dari seseorang. Saya namakan MLM ini “Positivity Multi
Level Marketing”. Jika bisa dikembangkan, MLM ini berpotensi untuk
membuat Indonesia kembali berjaya, kembali menjadi negeri yang disegani
oleh negara-negara lain.
Analoginya
gampang, apabila kita ibadah berjama'ah maka pahala akan berlipat ganda
bukan?, apabila kita membaca kitab suci, pahala akan didapat juga oleh
paling tidak orang tua kita dan guru yang mengajar kita bukan?, apabila
kita menyingkirkan duri dari jalan, maka kita akan mendapat pahala dari
semua orang yang melintas dijalan tersebut bukan? Atau jika kita
membantu memberikan sebongkah batu bata untuk membangun rumah ibadah,
pahala kita akan berlipat sebanyak yang beribadah sepanjang masa
bangunan itu berdiri bukan? (ini bukan janji Saya lho, hanya Tuhan YME
yang tahu pahala seseorang).
Begitu
juga MLM ini, hanya dengan berbuat satu hal positif setiap hari untuk
dikerjakan dan mengingatkan hal yang sama kepada satu orang lainnya.
Misalnya kita bersantap siang dan mengingatkan seseorang untuk bersantap
siang, cukup mudah bukan?, masih kurang hasilnya? Tingkatkan menjadi
beribadah dan mengingatkan seseorang untuk beribadah. Jika masih kurang
juga, tingkatkan lagi semampu Anda, sepositif yang Anda bisa.
Paling
tidak Anda akan menjadi seseorang yang ramah, karena Anda makin banyak
orang yang ramah, idealnya walaupun harus seratus atau seribu tahun
lagi, bangsa ini kembali menjadi ramah, semua beribadah, semua
bersedekah, semua saling mengingatkan.
“ANDA TIDAK PERCAYA?”, ini adalah janji Tuhan YME! Bukan Saya karang-karang tidak Saya lebihkan dan kurangkan.
---
Ditulis 29 Agustus 2008. Karena satu dan lain hal, harus dipindahkan ke blog ini.
No comments:
Post a Comment