Wednesday, August 13, 2008

SANG SAKAW MERAH PUTAW

Artis tertangkap karena narkoba, sudah basi beritanya bukan?, jadi tidak usahlah kita bahas, karena justru narkoba dan permasalahannya yang tidak pernah tuntas dibahas di negeri ini. Berbekal apa yang Saya ketahui mudah-mudahan Saya bisa sedikit berbagi pesan untuk menuntaskan.

Tahukah Anda bahwa pengguna narkoba (dalam hal ini shabu dan putaw) yang baru sehari dengan yang sudah berpuluh tahun akan langsung setingkat dan setara dalam berbagai hal? tingkat kecanduannya, tingkat keinginan sembuhnya, tingkat frustasi akan keinginan sembuhnya?. Oleh karena itu 'mencoba' dengan tekad sekuat baja untuk berhenti dikeesokan hari Saya jamin bukan merupakan hal yang bisa dilakukan oleh siapapun.

OLEH KARENANYA, JANGAN SEKALI-SEKALI MENCOBA!

Tahukah Anda bahwa pengaruh narkoba dalam darah akan hilang setelah paling lama 14 hari berhenti menggunakannya? pasti Anda sudah tahu bukan. Namun tahukah Anda bahwa setelah kondisi fisik yang bersih tersebut tidak diiringi kondisi psikis yang bersih?

Setelah badan bersih, Saya jamin otak akan tetap kotor dengan segala pemikiran tentang narkoba. Istilah keren dari hal ini adalah 'craving', dimana pengguna yang sudah bersih dari narkoba akan tetap berpikir tentang hal tersebut baik secara sadar dipikirkan atau lewat pencetus. Melihat alat yang digunakan untuk mengkonsumsi seperti jarum suntik (walaupun dilihat di apotik atau rumah sakit), jalan menuju rumah bandar, tempat-tempat dimana mereka mengkonsumsi (lingkungan rumah, dalam rumah, kamar, kamar mandi, mobil, dll), teman sesama pengguna dan ribuan pencetus lain termasuk berita-berita yang beredar setiap hari di televisi tentang narkoba dan peperangan aparat memberantasnya.

Ini adalah kondisi yang justru sangat berat diperangi, disaat media massa mengumbar berita tentang narkoba dalam konteks pemberitaan yang baik sekalipun, jutaan pengguna dan eks pengguna terpapar gambar dan suara yang senantiasa mengingatkan mereka dengan narkoba.

OLEH KARENANYA, BANTU MEREKA UNTUK TIDAK TERPAPAR BERITA TENTANG NARKOBA!

Tahukah anda metode penyembuhan yang paling efektif adalah kerelaan keluarga mengakui keberadaan sanak keluarganya yang terkena narkoba? Pada saat ada anggota keluarga yang 'sakit' (begitulah mereka mengistilahkan) maka seluruh keluarga menjadi 'sakit' dan perlu disembuhkan.

"Bagaimana keadaan Ibu? Bapak? Abang? Kakak?"

Saya ingat dengan jelas pada saat kami ditanya oleh seorang 'Bro' atau Counselor di rumah rehabilitasi. Dia tidak menanyakan keadaan Adik Saya, dia menanyakan keadaan kami anggota keluarganya. Berulang kali sampai akhirnya kami terbiasa menjawab dengan perkataan yang paling jujur tentang perasaan kami. Mereka berusaha menyembuhkan kami juga.

OLEH KARENANYA, JANGAN MENYANGKAL! APAPUN ITU!.

Tahukah Anda bahwa dalam perjalanan menyembuhkan pecandu narkoba kadang mereka dan keluarganya akan singgah di minimal 3 tempat yang salah sebelum bertemu yang benar?

Dokter yang bermetode mem-bom dengan pil penenang orang gila dalam proses detoksifikasi dan menjadikan pasiennya berliur, berpusing putar kesana kemari, sholat dan dzikir tak menentu dan hanya bertahan 1-2 menit hanya karena diperintahkan oleh sang dokter.

Atau seorang Kyai yang memerintahkan orang tua menanda tangani surat pasrah dan tidak menuntut apabila terjadi kematian atau kerusakan otak permanen apabila anaknya ingin masuk ke pesantren rehabilitasinya. Menurut kabar yang bisa dipercaya, dihari pertama mereka masuk pesantren tersebut, mereka harus 'mandi tobat' dengan digantung kakinya oleh para senior dan dicelupkan kedalam sungai dangkal penuh batu cadas. Mungkin karena terantuk bebatuan tersebutlah beberapa dari mereka meninggal atau rusak otaknya. Kalaulah mereka selamat sungguh mereka tidak beruntung karena tidak menjadi camat, metode yang sama dengan IPDN namun tanpa gelar.

Atau yang lebih gila lagi, seorang yang hanya menebarkan do'a kebadan pasien dengan jaminan keesokan harinya pasien akan sembuh.

OLEH KARENANYA, DIBUTUHKAN LEBIH DARI SEKEDAR HAL TERSEBUT DIATAS!

6 bulan sampai 1 tahun masa rehabilitasi dengan metode therapeutic community, kemudian 6 bulan sampai 1 tahun lagi masa re-entry, 3-5 juta sebulan delapan tahun lalu, entah berapa harganya saat ini. 60 juta setahun pada saat itu. Dan Alhamdulillah puji dan syukur Saya haturkan kehadirat ALLAH SWT, Saya dan Adik perempuan Saya tidak sedikitpun merasa iri dan dengki atas biaya yang orang tua kami keluarkan demi kesembuhan Adik Saya.

Biaya menjadi issue yang lain ketika seseorang merasa sanak keluarganya 'menghamburkan' uang untuk merehabilitasi dirinya atau keluarganya. Issue ini percaya atau tidak merupakan issue terbesar dalam proses penyembuhan lewat rehabilitasi.

OLEH KARENANYA, DIBUTUHKAN KASIH SAYANG UNTUK MENYEMBUHKAN MEREKA!

Ini merupakan sebagian kecil dari samudera luas bergelombang yang harus kami dan banyak keluarga lain hadapi demi menyembuhkan sanak keluarga. Keluarga tercerai berai biasa terjadi dan Alhamdulillah bukan kami.

Dan ketika Hendardi SH menyatakan perang terhadap hukuman mati bagi pengedar narkoba, Anda bisa bayangkan perasaan Saya?, atau ketika Sandra Dewi menjadi duta anti narkoba BNN? ingin rasanya Saya beradu pengetahuan dengannya tentang hal ikhwal narkoba (sekalian melihat paras cantiknya tentu saja), atau ketika BNN menyelenggarakan acara seremonial tentang narkoba dengan artis-artis papan atas dengan biaya negara?

Tunjuk satu pulau yang sangat luas, kirim orang-orang muda eks pecandu narkoba sekolah di Day Top Rehabilitation Center (paling dekat di Malaysia), bangun infrastruktur rehabilitasi (termasuk menggaji karyawannya secara sangat memuaskan untuk menghindari korupsi), gratiskan biaya rehabilitasi untuk mereka yang ingin sembuh, jangan yang dipaksa untuk sembuh.

Hukum mati pengedar narkoba karena sejatinya mereka telah mengambil nyawa sanak keluarga kita. ALLAH SWT saja memberlakukan hukuman mati bagi pembunuh, kenapa kita manusia merasa lebih tinggi keputusannya dibandikan DIA?

(Ditulis untuk mengenang kegigihan Ayah dan Ibu kami menyembuhkan Fadjar Maulana Rochadi, Adik kami yang saat ini Alhamdulillah "dihukum" ALLAH menjadi Penata Artistik di sebuah majalah pria dewasa setelah menyelesaikan kuliahnya di FSRD Trisakti. Saya bangga! InsyaALLAH hal ini tidak membuat kami jumawa karenanya)

1 comment:

Anonymous said...

sarat kritik ,agak menggelitik , sedikit menyentil but load of wise things siapapun yang membaca ga terkecuali "the one he's talking about"
heehe... Terusin,buat yang banyak lagi....lagi dong..

MERDEKA lah ya!!!