Cukup
provokatif bukan judulnya? apa benar kenikmatan adalah setan?
jawabannya tergantung Anda! tapi satu hal yang pasti, pada saat Malaikat
yang diutus ALLAH SWT sedang mengirimkan kenikmatan kepada Kita, tepat
dibelakangnya setan mengintai untuk menggoda kita mengingkari nikmat
tersebut, sebesar atau sekecil apapun.
Kapan
terakhir kali Anda mengucap syukur atas udara yang kita hirup? terus
terang Saya baru sekali melakukannya, tepat sebelum kalimat ini Saya
tuliskan. Ya, Saya akui Saya belum pernah sampai sesaat sebelum kalimat
ini dibuat mengucapkan syukur atas udara yang Kita hirup ini (semoga
ALLAH SWT memaafkan Saya). Atau kapan terakhir kali Anda mengucap syukur
atas tidur Anda yang nyenyak? lebih ekstrim lagi kapan terakhir kali
Anda bersyukur atas pertengkaran yang Anda alami dengan pasangan Anda?
lebih ekstrim lagi? kapan terakhir kali Anda bersyukur atas ketidak
punyaan Anda? ketidak berdayaan Anda? ketidak becusan Anda? Kegagalan
Anda? Semoga kita semua ditakdirkan ALLAH SWT menjadi ahli syukur.
Semua
tidak terjadi secara kebetulan menurut teori Harun Yahya yang Saya baca
dibuku kedua tetralogi Laskar Pelangi, Alhamdulillah Saya diberikan
kesempatan membacanya. Saya percaya itu, sangat-sangat percaya. sebutkan
satu saja kejadian dimuka bumi ini yang terjadi karena kebetulan?
kebetulan melintas dijalan dan ban mobil kempes? itu karena ALLAH SWT
ingin memberikan rizki untuk siapapun yang bersinggungan dengan kejadian
tersebut, penunggu warung yang kita mintai pertolongan mendorong mobil
agar lebih kepinggir, tukang tambal ban yang menambal ban mobil kita,
asisten penambal ban yang kita beri tips.
Saya
tidak tahu apakah Saya sudah gila, tapi menurut Saya, semua kejadian
yang terjadi dimuka bumi ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena
ALLAH SWT ingin memberikan rizkiNYA. Rizki atas pelajaran yang kita
ambil sehabis bertengkar hebat dengan pasangan kita, rizki ingatan atas
segala nikmat yang diberikan pada ketidak punyaan kita jika dibandingkan
dengan orang yang lebih menderita dan banyak lagi rizki yang
dilimpahkan jika saja kita bisa melihatnya dari sudut pandang yang
positif.
Apa
namanya jika rizki atau kenikmatan tersebut merupakan bencana seperti
di Sidoarjo? sedikit nakal Saya bertanya dalam hati mempertanyakan
keagunganNYA. Satu menit tiga puluh dua detik, itu waktu yang Saya
butuhkan untuk menjawabnya sendiri. "Supaya pada saat tertimpa masalah
atau bencana lagi, mereka sudah merasakan hal yang mereka anggap
terpahit dalam hidup, sehingga musibah berikut terasa ringan bagi
mereka" seperti Cash in Advance-lah kira-kira. Terus terang Saya berdo'a
agar tidak diberikan cobaan seperti yang ditimpakan kepada Saudara kita
di Sidoarjo, tapi apakah Saya mempunyai wewenang untuk menentukan
cobaan apa yang akan ditimpakan kepada Saya? Anda tahu jawabannya.
Kita
tidak usah lagi membicarakan mengapa orang lain dicoba oleh ALLAH SWT
dengan diberikan kekayaan yang melimpah, hal itu sangat mudah dijawab,
dan jika mereka tidak melakukan apa yang digariskan atas kekayaannya
tersebut, itu adalah pilihan hidup mereka.
Dulu
Saya iri dengan etnis Tionghoa dengan segala gemerlap kekayaannya.
Setelah kemarin usia Saya mencapai 35 tahun, baru Saya mengerti dan
yakin bahwa inilah keadilan yang dijanjikan ALLAH SWT, mereka bekerja
sangat giat, selain giat mereka sangat tekun, tidak mungkin bukan ALLAH
SWT mengingkari janjinya?.
Enak
dong anak yang dilahirkan dari keluarga kaya? kata siapa? katarina?
(masih ingat dengan jargon iklan jaman dulu ini?) Andai anak tersebut
sudah paham tentang arti kekayaannya dan bagaimana Ayah Ibunya akan
dimintai pertanggungan jawab atas anak yang dididiknya menggunakan harta
tersebut, jangan heran kalau ada anak umur satu tahun sudah berusaha
sekuat tenaga pergi ke masjid, musholla, gereja, klenteng dan rumah
ibadah lainnya karena ketakutan Ayah Ibunya masuk neraka karena
perbuatannya (ups ... topik baru, nanti kita bahas).
Jadi, katarina, bukan kata Saya lho, dalam setiap kenikmatan ada tanggung jawab, dalam setiap tanggung jawab ada reward and punishment, dalam setiap reward and punishment kembali ada rizki yang dilimpahkan, begitu seterusnya berulang-ulang dalam setiap kejadian disetiap kesempatan.
Jadi
sebenarnya hidup kita ini hanya untuk memperoleh rizki dan kenikmatan
tiada tara dari ALLAH SWT? silahkan anda jawab!, yang pasti kenikmatan
bukanlah setan untuk Saya.
Alhamdulillah ... ada orderan masuk, Saya harus kembali bekerja.
---
Ditulis 4 November 2008. Karena satu dan lain hal, tulisan ini harus saya pindah ke blog ini.